Beberapa Alasan Mengapa Anda Harus Berwisata ke Setu Babakan di Jakarta Selatan
Jakarta - Sejak awal September 2021, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka kembali Kampung Budaya Betawi Setu Babakan untuk wisatawan umum. Adapun, tempat wisata di Jagakarsa, Jakarta Selatan ini terkenal sebagai tempat yang tepat untuk mempelajari budaya Betawi.
Meski demikian terdapat
alasan lain mengapa kamu perlu berkunjung ke Setu Babakan. Berikut kami
rangkum untuk anda:
Belajar budaya Betawi
Kawasan wisata Setu Babakan merupakan tempat yang tepat untuk dikunjungi
jika ingin mempelajari seputar budaya Betawi Di tempat ini terdapat
Museum Setu Babakan dengan segala koleksinya yang menampilkan budaya
Betawi, di antaranya baju adat untuk pernikahan, ondel-ondel, serta
barang-barang yang kerap ditemui di kediaman orang Betawi.
Tidak hanya itu, ada juga Pustaka Betawi-- area kecil di dekat pintu
masuk museum yang memiliki banyak pilihan buku seputar budaya Betawi.
Jika keluar dari gallery melalui pintu belakang, wisatawan dapat melihat
enam rumah adat Betawi yang mencakup empat tipe rumah adat Betawi di
sekitar amfiteater.
Lihat koleksi baju adat Betawi
Museum Setu Babakan memiliki tiga lantai dengan koleksi tematik. Lantai 1
memiliki tema "Galeri Pengantin Betawi" pada sisi kiri gedung dan
"Museum 8 Ikon Budaya Betawi" pada sisi kanan gedung. Koleksi baju adat
Betawi dapat dilihat di Museum Pengantin Betawi.
Museum tersebut
memajang beberapa koleksi baju adat Betawi yang digunakan saat acara
pernikahan, kotak untuk membawa seserahan seperti roti buaya, dan
replika roti buaya.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar informasi baju adat yang
ditampilkan, pihak pengelola menyediakan kode QR yang dapat dipindai.
Nantinya, kode akan mengarahkan ponsel pintar ke sebuah situs yang
menampilkan informasi lengkap seputar koleksi museum.
Punya banyak place foto menarik
Untuk luar ruangan, wisatawan dapat berfoto di depan gerbang masuk
kawasan wisata, kantor pengelola yang bergaya khas bangunan Betawi, atau
depan Museum Setu Babakan.
Kemudian di amfiteater dengan gedung museum sebagai latar belakang, lorong yang mengelilingi area air mancur
di sisi kiri amfiteater, dan jalur kecil menuju musala dari arah kantor
pengelola yang dihiasi tumbuhan rindang di kedua sisinya.
Ada juga spot foto di depan rumah adat, di location kolam dekat rumah
adat, di jembatan yang menyeberangi kolam dari arah amfiteater, di
panggung tengah kolam amfiteater, lorong yang mengelilingi amfiteater,
serta ruang semi-outdoor kecil mirip balkon yang terletak di atas
amfiteater.
Sementara untuk spot foto di dalam ruangan, kamu bisa
melakukannya di Museum 8 Ikon Budaya Betawi yang memiliki replika bagian
depan rumah khas Betawi. Replika itu juga dilengkapi dengan dua
ondel-ondel pada sisi kanan dan kirinya. Ada juga gerobak penjual kerak
telur.
Saat ini, kunjungan ke museum hanya diizinkan di lantai 1. Namun jika
lantai 2 sudah dibuka, kamu bisa foto di area yang memiliki deretan kaca
patri.
Suasananya sejuk
Kawasan wisata Setu Babakan dikelilingi oleh pepohonan rindang. Tak ayal
angin yang berhembus akan memberi suasana sejuk pada tempat wisata
tersebut.
Kamu dapat menikmatinya saat sedang bersantai di amfiteater,
area kolam dekat deretan rumah adat Betawi, saat jalan-jalan di lorong
amfiteater, saat jalan di jembatan yang menyeberangi kolam, atau di
pintu masuk menuju location danau dari jalur amfiteater.
Bisa lakukan kegiatan wisata air di danau
Wisatawan belum diizinkan untuk memasuki kawasan danau Namun jika sudah
diizinkan, kamu bisa melakukan beragam kegiatan wisata air, seperti naik
bebek atau memancing.
Bisa olahraga dan wisata di tepi danau
Jika tidak ingin bermain air, kamu bisa olahraga di tepi danau dengan berjalan kaki, jogging, atau naik sepeda. Sebelum pandemi, tepi Danau Setu Babakan kerap diramaikan oleh delman dan penjual yang menawarkan kuliner khas Betawi.
Meski saat ini keduanya belum terlihat lantaran area danau masih ditutup untuk kunjungan umum, kamu bisa mempersiapkan diri untuk menyambut mereka sebagai antisipasi saat danau dibuka kembali.
Komentar
Posting Komentar