Akhir dari Pemerintahan Netanyahu, Parlemen Israel Memilih Naftali Bennet Sebgai PM Baru

Tel Aviv - Koalisi sejumlah partai di parlemen Israel pada Minggu melengserkan Benjamin Netanyahu, perdana menteri dengan jabatan terlama, dan membentuk pemerintahan baru.

Naftali Bennett, seorang sayap kanan Yahudi dan miliuner, memimpin koalisi delapan partai, dipersatukan oleh keinginan untuk melengserkan Netanyahu, pemimpin sayap kanan yang dikenal dengan panggilan Bibi.

Sebelum kekalahannya, Netanyahu (71) mengatakan jika pihaknya ditakdirkan untuk menjadi oposisi, pihaknya akan menerima.

"Kita akan melakukannya dengan kepala tegak sampai kita mengalahkan pemerintahan buruk ini dan kembali memimpin negara ini dengan cara kita," jelasnya, dikutip dari France 24, Senin (14/6).

Diberi gelar "Raja Bibi" oleh para pendukung sayap kanannya dan dikecam dengan sebutan "menteri kejahatan" oleh para pengkritiknya, Netanyahu telah lama menjadi tokoh dominan dalam politik Israel.

Tapi pada Minggu, pemungutan suara di Knesset setelah drama perpolitikan yang intens dalam beberapa pekan terakhir mengakhiri pemerintahannya dengan mayoritas tipis 60 hingga 59 suara di parlemen dengan 120 kursi.

Di Alun-Alun Rabin, Tel Aviv, lawan Netanyahu bergembira dan melakukan perayaan. Sebelumnya mereka telah turun ke jalan-jalan, membawa plakat bertuliskan "Selamat tingal, Bibi".
Salah satu demonstran, Tal Surkis (19 ), mengaku perasaannya campur aduk dengan perubahan koalisi ini, tapi mengatakan hal itu merupakan sesuatu yang dibutuhkan Israel.

Sebelum pemungutan suara, Bennet (49) berpidato di Knesset berjanji pemerintahan baru yang berasal dari partai dengan ideologi berbeda akan mewakili seluruh warga Israel.

Dia mengatakan negaranya, setelah empat pemilu dalam dua tahun terakhir, telah terlempar "ke dalam pusaran kebencian dan pertempuran".

"Waktunya telah tiba untuk pemimpin yang berbeda, dari semua bagian populasi, untuk menghentikan, untuk menghentikan kegilaan ini," ujarnya.

Bennett, mantan menteri pertahanan di bawah Netanyahu, bersumpah untuk menjaga Israel tetap aman dari Iran, menjanjikan "Israel tidak akan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir" - tujuan yang dibantah Iran.

Netanyahu, sesuai dengan reputasinya sebagai "Bapak Keamanan" Israel, menuding "Iran sedang merayakan" pemerintah sayap kiri yang "berbahaya" dan lemah.

Blok anti-Netanyahu yang beragam disatukan oleh tokoh sekuler Yair Lapid, mantan presenter TV. Blok ini mencakup berbagai spektrum politik, termasuk tiga sayap kanan, dua tengah dan dua sayap kiri, bersama dengan partai konservatif Islam Arab.

Lapid (57) akan menjabat sebagai menteri luar negeri selama dua tahun ke depan sebelum mengambil alih kursi perdana menteri dari Bennet.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemenparekraf Sandiaga Uno Berharap Jika Pelaku Usaha Wisata Selam Bekerja Sama Dalami Wisata Selam

Menparekraf Mengunjungi Negeri di Atas Awan, Akan Dibenahi Secara Maksimal Dan Cepat

Berwisata di Pantai Watunene Gunung Kidul, Berikut Rutenya